~monas..monas..

 

“Monas… monas…” … demikian teriak Nung Ri sendirian … nggak jelas di dalam bus. Heran dengan keeksotisannya. Dan Sueneng banget, gigi saya berasa kering saking lamanya saya mringis bahagia menatap Monas.

“Maklum saja, kemarin itu pertama kalinya saya melihat Monas dari dekat dan nyata” … demikiaNung Ri mengakui akan Noraknya [saya] Ketika di Ibukota.
Monas dari Kejauhan yang Jauh

Monas dari Kejauhan yang Jauhdibuat oleh Nung Ri … sepertinya pics itu diambil dari arah Masjid IstiqlalItu ditulis Nung Ri pada blognya sebagai oleh2 setelah berkunjung ke Ibukota dalam rangka Study Tour … padahal jarak kedua bangunan monumental ini tidaklah begitu jauh dan bisa ditempuh dengan jalan kaki.

***

Kemudian ada komen yang menarik dalam Blog Jayarosmano’s .. dan si~rime mengakui ketidak-tahuannya akan letak Monas … Kemudian …si~mama oline juga ikutan nanya …  lihat yukk … ;)

rime : “kok ga ada patung monasnya? :D

~sumanjaya : ~kan dari pancoran ke bundaran HI doank … :P

rime : “saya ga ngerti jalan-jalan di Jakarta 😛

nchie : patung monasnya mana..

~Mumpung libur 3 hari (Jum’at, 24-12-2010 s/d Minggu, 26-12-2010) … 😉 … yuk gan kita ke Monas … NAMUN GAGAL tidak ada yang mau menemani … 😦 … rupanya bagi sebagian  penduduk Jakarta (termasuk teman-temanku) … MONAS bukanlah pilihan untuk santai dihari libur ... 😦

***

Minggu (02-01-2011) … dengan tekad bulat di sempatkan berkunjung ke Monas demi untuk memenuhi hajad para narablog, tamu pada Jayarosmano’s Blog (tamu adalah raja … ya kan?) … namun sudah lama sekali tidak kesitu hampir 5 tahun lebih ini gan laporannya … 😛

 

 

 

 

 

~salah satu … jalan menuju Monas dari arah Jl. Rasuna Said – Kuningan, Jakarta Selatan lewat Menteng Jakarta Pusat.

***

Minggu pagi itu  … saya berangkat dari arah Menteng ke Monas dan masuk dari arah Gambir terus belok kiri ke depan istana merdeka (kalau belok kanan arah ke Istiqlal) mencari tempat parkir. Ternyata kawasan Lapangan Medan Merdeka areal yang di tempati Monas sudah di pagar rapat … akhirnya parkir di tempat resmi di area ex PT. IRTI … persis di seberang Kantor Gubernur  DKI.

Dari tempat … parkir harus  jalan kaki menuju bangunan Monas yang jaraknya +/- 200 M dengan melewati taman yang penuh pohon-pohon … (sedang ada perbaikan kayaknya).

Kawasan taman terlewati … Monaspun terpampang di depan kita … tapi masih jauh kalau ditempuh dengan jaan kaki … 😦

Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki). Pembangunannya dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah Presiden Soekarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.

Monumen Nasional atau populer dengan nama Monas atau Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.

Ada papan pengumuman cara penggunaan kendaraan turis yang kayaknya hanya sebiji doang … apa dua? 😦

~ini dia kendaraannya …

Turis lokal sedang menunggu kendaraan itu di ‘halte … yang tempatnya dialam terbuka … kalau panas kena panas dan kalau hujan basah deh …  😦

Tanda penunjuk masuk kedalam bawah tanah …

Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 – 15.00 Waktu Indonesia Barat. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum.

pelataran diatas tanah yang terbuka menuju tangga bawah tanah …

di depan pintu terbuka ini ada patung Pangeran Diponegoro sedang menunggang kuda putih … (ingat sejarah yee )

dan dibelakangnya ada tulisan TUGU MONUMEN NASIONAL ..

Pengunjung mulai turun ke pintu terowongan …

pengunjung menuruni tangga menuju pintu masuk bawah tanah …

pengunjung mulai masuk ke dalam terowongan bawah tanah .

pengunjung ditengah-tengah terowongan …

lorong bawah tanah itu cukup panjang juga …

Hampir sampai di ujung terowongan dan langsung sampai di depan loket penjualan karcis … antrian sudah mulai padat … jam menunjukan angka 10.45 WIB.

Pengunjung yang antri beli tiket tanda masuk gedung Monas …

Setelah memakan waktu kurang lebih 30 menit baru sampai kedepan loket … loketnya ada 4 pintu …

***

Kecapean antri tiket … lupa mengambil pics menjelang masuk ke ruangan bawah tanah … tahu2 sudah berada di ruang itu … lihat pics ini ... 😦

Pelajar memperhatikan diorama sejarah Indonesia … Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter… ( pics ini dari Wikipedia )

 

Pengunjung melihat ruang diaroma bawah tanah ..

pengunjung pada lesehan ditengah ruang diaroma bawah tanah …

Diruangan diorama ini saya tertegun sebentar  … kok pengunjung dibiarkan membuat cara sendiri? Mana bapak/ibu pemandu ruangan ini? Seingat saya dulu … disini orang tidak bisa duduk lesehan begitu … ada petugas pemandu … apakah karena hari ini ‘hari libur?? …

pilihan untuk naik diatas puncak Monas …

tangga untuk naik lantai atas …

petunjuk pilihan ..

Menuju Gerbang Kemerdekaan …


Pintu ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara mekanis akan membuka seraya memperdengarkan lagu ‘padamu negeri ” diikuti kemudian oleh rekaman suara Bung Karno tengah membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945.


Pada sisi selatan terdapat patung Garuda Pancasila, lambang negara Indonesia terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas.

***

Arah pilihan … ke cawan, puncak atau ruang kemerdekaan …

Akhirnya sampai ke lantai atas … ternyata pengunjung yang ramai tadi pada ngumpul disini … 😀

Penyunjung pada duduk lesehan yang bercampur baur dengan pedagang minuman dan makanan kecil … Dari sini dilayangkan mata memamndang ke sekitarnya …

Dari sini dapat melihat ke sekitar kawasan Monas … terlihat Masjid dan Menara Istiqlal … (warna putih mirip helm) …

Arahkan pandangan mata kebawah … kelihatan rombongan pengunjung yang baru masuk, mereka baru keluar dari terowongan bawah tanah dan  naik ke arah lantai Monas dengan mengambil jalur kiri …

Yuk lihat … lokasi tempat antri para pengunjung yang antri naik ke puncak Monas.

***

Terus jalan memutar … dijumpai antrian panjang …

sampai ke tempat antrian pengunjung yang akan naik ke puncak Monas … antrian ini paling belakang … yukk lihat yang lain

lihatlah alangkah panjang antrian … jadi ingat yang ini … 🙂

rosenrain December 20th, 2010 at 5:26 am
“sy belum kesampaian naik ke monas … pas ke sana, antrinya byk banget, ribuan orang, jadinya urung.. mungkin krn kala itu sdg liburan …”

ada pengunjung yang akhirnya mundur … keluar dari antrian 😦

Benarkah sudah ribuan yang antri??

pengunjung antri dengan sabar ,,, ada yang duduk menanti..

inilah antrian yang paling depan … sudah sampai di depan loket tiket … bagi pengunjung yang ingin naik ke Cawan Monas … masul dari sela jalan yg di jaga petugas (gak bayar …)

jalan yang ditunjuk oleh pengunjung inilah … jalan arah naik ke Cawan Monas …

Pengunjung sudah di depan pintu lift … selangkah laki mereka akan ikut terbawa ke puncak … sudah berapa lama menunggu? Hampir 4-5 jam … 😦

Pengunjung yang baru turun dari puncak keluar dari pintu  lift tu lift …

Ini juga baru turun dan keluar dari dalam lift … hanya 12 orang sekali masuk? Pantaslah begitu lama antriannya … 🙂

Lift sempat di ambil picsnya waktu pintu terbuka … terlihat 1 orang petugas selalu ikut turun-naik (yang menekan tombol naik-turun … bayangkan jarak yang ditempuh mungkin lebih kurang 1 menit.

***

Ada apa di … Pelataran Puncak dan Api Kemerdekaan ..?

harga tiket naik ke puncak Monas … dewasa Rp. 7.500,- dan anak2 Rp. 3.500,- per orang …

Pelataran setinggi 115 meter tempat pengunjung dapat menikmati panorama Jakarta dari ketinggian

Sebuah lift pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang sekali angkut.

Pelataran puncak ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih dekat. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi.

Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah ke selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.

Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan.

Lidah api ini sebagai simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram, akan tetapi untuk menyambut perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995, lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran emas.

Puncak tugu berupa “Api Nan Tak Kunjung Padam” yang bermakna agar Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran cawan memberikan pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter dari permukaan tanah. Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika turun dari pelataran puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan.

Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 meter, sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 m (3 meter dibawah tanah ditambah 5 meter tangga menuju dasar cawan).

Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter, semuanya merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan (17-8-1945).

(Dari Wikipedia Bahasa Indonesia)

***

Usailah sudah laporan ini … yuk gan kita tinggalkan Tugu Nasional or Monas ini …

Waktu turun dari tangga-tangga Monas … kelihatan pengunjung pakai kostum anak sekolah sedang duduk2 di tangga Monas …

Sebelum keluar dari kawasan lantai Monas … terlihat panarama ini … Pada halaman luar mengelilingi monumen, pada tiap sudutnya terdapat relief timbul yang menggambarkan sejarah Indonesia.

kamar kecil berjalan dari Dinas Kebersihan terletak dipinggir taman … menjelang keluar dari kawasan Monas …

Monas … dari kejauhan …

***

jakarta, 05 januari 2011

bangjay ..aka ..sumanjaya

~menulis obatnya penat~

***

Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

20 Balasan ke ~monas..monas..

  1. say2luph berkata:

    wah,,jd pengen ke monas,,
    tapi kalo liat antrinya segambreng gtu kok jd agak uring2an ya,,
    hmm,,harus cari waktu yg ga btepatan sm liburan sekolah nih,,

    btw nice share bang,,saya jd ngerti kalo masuk monas tuh dr bawah tanah,,
    laporannya lengkap bgt,,seumpama nasi goreng pelengkapnya komplit dari telur, sayuran, sampai daging,,hehe,,aduh malah jd laperrr 😀

    • ~bangjay berkata:

      sayE … jadi ngilerr mo ke Monas …
      mangkanya cepetan di wisuda … 😉
      trus atur ‘dolanan nang Monas … hehehe … (bhs nya salah ya .. 😦 …

      waduhh … post ini disamain ‘nasgor spesial … porsinya XL …
      btw ikutan lapar juga …
      makasih sayE … 😛

      • say2luph berkata:

        hehe,,iya bang
        btw mo k monas aja nunggu wisuda dlu ya,,
        ya gpp deh,,buat motivasi biar cepet nyelesein kuliah 😀

        kalo lapar y makan lah bang,,;)
        sama2 bang Jay

  2. bluethunderheart berkata:

    biasanya blue tiap minggu lari pagi disana sekarang jarang….ehheheh
    slaam hangat dari blue..

    *** iya sob …
    sekarang gk sebebas dulu masuk kawasan itu ..
    sudah dipagar rapat … 😛

  3. karina berkata:

    hm.. aku waktu itu terakhir ke monas kelas 3 SMP, hehe udah lama banget berarti, udah 7 tahun yang lalu. tapi waktu itu pun ga naik ke puncak, karena perginya bareng kakek nenek yang sudah tua dan cepet capek. eh, curious question, yang bener diaroma atau diorama ya? soalnya setauku sih diorama bang. hehehe…. 🙂

    *** hupp … iya ‘diorama … yg betul,
    100 utk ‘karina … 🙂 … saya salah ‘ketik … hehehe

    btw kok ama kakeknenek … ya ampunnnn

  4. ibnu berkata:

    jujur saya belum pernah ke monan, tapi sepertinya padat sekali ketika liburan… antriannya masya Allah

  5. zee berkata:

    Saya belum pernah naik sampai ke atas. Nanti deh, cari waktu dulu yang tidak terlalu ramai….. 🙂

    *** se7 mbak ze … bila perlu datang pd hari kerja … 😛

  6. gerhanacoklat berkata:

    waduh jalan2 ke monas gak ajak2 aku ya jay
    awak pun lom pernahnya ke monas 😀

    *** gak ajak2? …
    kan mbak julie lagi ke Bali …
    😛

  7. Masbro berkata:

    Saya juga belum pernah naik ke lantai atas. Lihat monasnya aja cuma sekali, hehe.. Tapi pas baca ini, setidaknya saya bisa mengimajinasikan. Tengkyu mas;

    *** syukurlah Mas …
    memang di niatkan utk yg belum ‘pernah tahu … 😀

  8. Pendar Bintang berkata:

    Saya belum pernah ke Monas, tapi kalau lihat masih lumayan sering……

    Moas bisa dilihat dari Stasiun Gambir juga…

  9. halojakarta berkata:

    monas..
    rame bnget.
    hmpir tiap hri monas dkunjungi oleh masyarkt..
    😀

  10. midcool berkata:

    Wah banyak banget pengunjungnya…. 😮

    *** iya tuh … baguskan?

  11. bintangtimur berkata:

    Selamat pagi ~sumanjaya…
    Wah, jadi malu nih baru berkunjung di tahun ini, maaf ya 😉
    Ehm, saya pertama kali ke Monas waktu masih SD. Kebayang kan gimana sepinya Monas dulu…jadi nggak ada deh yang antri beribu-ribu, apalagi lesehan di ruang diorama. Ruang diorama itu *seingat saya* sangat berwibawa, tapi begitu lihat foto-foto disini…aduh, ingatan saya itu ternyata salah besar!
    Makasih banget sudah ‘meralat’ ingatan saya tentang Monas..hehe, setelah baca posting dan lihat foto-foto disini, kayaknya mesti mikir seribu kali kalo mau ke Monas di hari libur…penuh banget… 😦

    *** iya, apa yg Ibu katakan betul banget … saya kaget juga …
    sekarang kendaraan pengunjung tidak bisa lagi merapa ke pagar dekat dinding Monas …
    kita harus jalan kaki dari pinggir jalan Medan Merdeka Barat/Selatan/Timur yang jaraknya +/- 200 M … 🙂

  12. bintangtimur berkata:

    Horeee…nggak kena moderasi 😀

    *** dari sananya Bu … 😛

  13. bintangtimur berkata:

    Oya, satu lagi ah…
    Saat berada di cawan Monas itu bener-bener nggak enak, mau lihat kebawah serem, mau lihat ke langit juga serem. Pandangan lurus?
    Aduh, sama aja seremnya 😦
    *kayaknya penyakit takut ketinggian saya udah parah banget deh…*

    *** Maaf Bu, maksud Ibu bukan cawan kalikk tapi puncak Monas … kalo cawan kan masih rendah Bu … 😛
    saya baru 3x sampai ke puncak karena nemanin saudara dari kampung …
    btw kalau sekarang gak sanggub, jangankan beli tiket naik ke puncak, untuk masuk Monas aja antri lama dan padat …

  14. melly berkata:

    Aku belum pernah ke monas bang … kapan2 ajak aku ya … hehe

    *** iya Mell … jangan lupa bawa hlm siputnya ya … 😉 … kita langsung ke Ancol … hihihi …

  15. MeyBengkulen berkata:

    dl aq jg norak kok mas waktu maen ke monas pe jam 12 mlm. trnyata di malam hari monas bisa gonta-ganti warna….indah nian, takjub aku

    salam kenal mas jay,

    mhon do’a atas kabar duka di http://kakmila.wordpress.com/2011/01/04/semangat-sembuh-untuk-sausan/

    *** Alhamdulillah …
    sudah saya respon via post dlm blog … 😛

Tinggalkan komentar